Selasa, 11 Oktober 2011

Semangkuk Nasi Putih


Saya pernah mendengar cerita ini sebelumnya.. Namun saat itu yang saya pikirkan adalah ego saya. Saya lebih mementingkan memikirkan masalah saya daripada mendengarkan cerita yang sedang diceritakan saat itu. Hari ini saya membaca cerita ini dan menghayatinya. Saya tersentuh dan sangat bersemangat karenanya. Dan saya tahu, cerita ini adalah cerita nyata tentang kebaikan Tuhan, dan sampai pada saya karena Tuhan.
This is how the story goes:

Pada sebuah senja 20 tahun lalu, adalah seorang pemuda. Sepertinya ia masih mahasiswa. Ia mondar mandi di depan sebuah rumah makan cepat saji di sebuah kota metropolitan. Ia menunggu di luar sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu ia masuk ke dalam restoran tersebut.

"Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih"

Dengan kepala menunduk pemuda itu berkata demikian kepada pemilik rumah makan. Suami istri pemilik restoran tersebut bingung karena pemuda ini hanya memesan nasi tanpa lauk. Lalu mereka menyajikan semangkuk nasi yang pemuda tersebut minta. Lalu pemuda itu dengan perlahan berkata: "Dapatkah engkau menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya?" sembari menyodorkan uang untuk membayar.

Istri pemilik restoran berkata padanya: "Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu membayar!"

Sebelum menyelesaikan makanannya, pemuda ini berpikir bahwa ia bisa mendapatkan kuah sayur gratis untuk dituangkan pada nasinya. Sehingga ia memberanikan diri untuk memesan semangkuk nasi putih lagi.

Suami pemilik restoran berkata: "Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya."

Namun dibalaslah oleh pemuda itu: "Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya!"

Mendengan perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin di luar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota, mencari yang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai di situ pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan di bawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut. Sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja. Istrinya bingung, kenapa harus disembunyikan di bawah nasi lauk-lauk itu. Lalu sang suami berbisik padanya: "Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di nasinya, dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah padanya, harga dirinya pasti akan tersinggung. Lain kali dia tidak akan datang lagi. Dan jika dia ke tempat lainnya hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah."

Istrinya menjawab: "Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya."

Pemuda ini setelah menyelesaikan makanannya bangkit berdiri dan pamit kepada suami istri tersebut.

"Terima kasih, saya sudah selesai makan."

Ketika ia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.

"Besok singgahlah lagi, engkau harus tetap bersemangat!" kata pemilik rumah makan itu sambil melambaikan tangannya.

Mata pemuda tersebut berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda itu singgah ke rumah makan yang sama. Dan setiap hati hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus bekal untuk keesokan harinya. Dan setiap bekal yang ia bawa terdapat lauk berbeda yang tersembunyi. Hal ini berlangsung sampai pada akhirnya ia tamat. Dan 20 tahun pemuda itu tidak kembali.


Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus ditutup. Mereka tiba-tiba kehilangan pekerjaan dan kesulitan karena anak mereka yang disekolahkan di luar negeri perlu biaya besar setiap bulannya. Merka menangis dan panik. Lalu seorang pemuda memakai pakaian mewah masuk.

"Apa kabar? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintahkan oleh direktur kami untuk mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana. Keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan."

Sepasang suami istri tersebut bingung dan heran. Mereka bertanya: "Siapakah direktur perusahaan kamu? Mengapa begitu baik terhadap kami? Saya tidak ingat pernah mengenal seorang yang begitu mulia!"

"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami. Direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian. Hanya itu yang saya tahu, selain itu silahkan bertanya kepadanya saat kalian bertemu."

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya. Ia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri tersebut. Jika mereka tidak membantunya saat dulu, ia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.

Setelah berbincang-bincang, suami istri ini hendak pamit meninggalkan kantornya. Pemuda itu berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata: "Bersemangat ya! Di kemudian hari perusahaan ini tergantung pada kalian. Sampai ketemu besok!"

Kebaikan hati untuk menolong dan balas budi dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah yang mengharukan.

Kisah ini, membuat saya bersemangat kembali, bahwa membantu seseorang tidak lah percuma. Walau tak mendapat balasan, saya yakin Tuhan yang akan memperhitungkan pahalanya ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar